Jumat, 30 Agustus 2013

Ku Suka!!!!


Salah satu wadah kalian untuk mengembangkan diri ya menurut aku adalah organisasi. Mulai dari sd mungkin aku udah terjun ke dalam suatu organisasi. Begitu pula dengan smp dan sma yang akhirnya aku memilih untuk ikut andil dalam organisasi intra sekolah (OSIS) dan eskul. Secara nggak langsung emang dengan ngikutin organisasi itu aku ngerasa banyak yang berubah. Mulai dari hal baik, maupun hal buruk. Semakin meningkatnya jenjang sekolah, semakin beda pula porsi suatu organisasi, menurutku.
Nah, dari sini aku nemuin perbedaan-perbedaan organisasi antara di sma dan perguruan tinggi. Beda. Semakin kompleks. Pembahasannya pun dikaji dengan berbagai prosedur yang udah ada dari kakak tingkat sebelumnya. Pasif-Aktifnya mahasiswa menjadi permasalahan yang sangat mendasar sampai-sampai terkadang hal-hal seperti itulah yang mesti digodok abis oleh mahasiswa yang peka terhadap kampusnya sendiri. Hal seperti itu yang nggak aku temuin di organisasi lingkungan smp maupun sma. Perspektif-perspektif yang muncul pun akan lebih kompleks dan berdasarkan alasan yang logis beserta realita yang terjadi. Aku bener-bener ngerasa perbedaan atmosfer yang begitu besar ketika terjun langsung di oranisasi kampus. Banyak banget pelajaran yang bisa diambil dari situ.
Ketika aku udah terbiasa dengan organisasi kampus yang sebegitu rumitnya dan harus beradaptasi maupun berperan aktif supaya lebih memahami bagaimana alur yang terjadi, nggak lama aku ditantang untuk mencoba sekaligus belajar memahami dan mencari perbedaan organisasi di kampus dengan organisasi yang ada di lingkungan RW atau RT yaitu karang taruna. Ngomong-ngomong soal karang taruna, sedikit membahas ini bukan yang pertama kalinya aku terjun di organisasi ini, tapi ini sudah yang ke hemm…kurang lebih 3tahun. Jelas nggak ada masalah menurut aku karena yang aku lakuin hanya sekedar berpartisipasi dan menjalankan tugas apa yang telah diperintahkan ke aku. Gitu aja.
Kaget. Jelas kaget ketika tiba-tiba aku diangkat sebagai ketua. Meskipun hanya sekedar ketua pelaksana suatu kegiatan, bukan ketua karang taruna nya sendiri.  Kata sekedar mungkin yang sampai saat ini selalu aku remehkan. Ya, menjadi ketua pelaksana kegiatan 17an bukanlah  “sekedar” karena itu terlalu dianggap sepele. Menjadi seorang pemimpin itu tidak mudah, apalagi kamu memimpin diantara orang-orang yang berbeda perspektif satu sama lain. Banyak sekali perbedaan organisasi disini dengan organisasi di kampus.  Awalnya aku meng’iya’kan permintaan teman-teman karang taruna untuk berperan sebagai ketua di acara tersebut karena aku fikir ini bukanlah hal yang sulit dengan pertimbangan setidaknya aku udah sedikit mengerti bagaimana suatu organisasi itu berjalan. Tetapi, ini ternyata ancaman. Ancaman buat aku yang sesungguhnya bodoh dengan hal organisasi di lingkungan seperti ini karena nggak tau apa yang harus dilakukan, bagaimana ranah pembahasannya, medan-medan seperti apa yang harus aku jalanin disini.
Sempet stress karena yaa aku belum begitu memahami pribadi satu per satu seperti apa. Secara aku bukanlah domisili disana meskipun kampung halamanku. Lagi lagi persamaannya adalah dari sini aku tetap menemukan pribadi yang pasif. Dimana ini merupakan hal yang sangat sulit untuk menjalankan suatu kegiatan seperti ini. Tidak sedikit dari mereka yang pasif dan aku pun belum bisa berbuat apa-apa karena aku masih perlu memahami secara mendalam apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana pemecahan masalahnya. Sedikit demi sedikit aku jalanin dengan mencoba tetap berhati-hati untuk ranah yang seperti ini. ketika aku bener-bener pikiran semrawutan, aku mencoba berkonsultasi dengan seseorang dan dia hanya dapat berkata “Ini pelajaran berharga, percaya deh”. Dari situlah aku mencoba tetap semangat buat memimpin dengan ketidaktahuanku. Sampai pada akhirnya setelah aku jalanin dan sampai pada hari H nya, aku pun sedikit demi sedikit menyadari bahwa ternyata memang banyak pelajaran-pelajaran yang aku dapetin hingga sekarang. Masih aku inget selalu ketika aku berhadapan dengan masalah semacam itu dan aku mencoba memahami dari pelajaran sebelumnya. Mungkin ada sedikit perasaan “menantang” lagi dan semakin penasaran seperti apa jika dikaji lebih dalam lagi.
Terima kasih banyak untuk seluruh temen-temen panitia HUT RI ke-68 yaitu remaja RT 05 & 06 Kp Pulo Gede, dari sinilah saya merasa banyak sekali pelajaran dari masing-masing pribadi kalian. Kalau boleh saya memilih, saya lebih memilih untuk mencoba mendalami cara kerja kalian dibandingkan organisasi yang sedang saya duduki dan berperan aktif sebagai ketua. Ini lebih sulit, tapi kurang menantang. Sekian. Terimakasih J salam gotong royong!!!!!

Jumat, 03 Mei 2013

Buka Mata, Hati, Telinga :)))


Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Untuk memajukan bangsa ini menjadi negara maju, banyak hal yang harus dikembangkan oleh negara ini, salah satunya yaitu PENDIDIKAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting saat ini. Bahkan sekarang ada kewajiban sekolah 9 tahun. Memang itu semua program dari pemerintah. Lagi-lagi peerintah yang buat program, tapi pemerintah juga yang tidak memperhatikan programnya. Hasilnya? Masih banyak masyarakat yang tidak bisa merasakan bangku sekolah. Dengan alasan biaya. Jangankan sekolah 9 tahun, untuk sekolah 6 tahun aja susahnya minta ampun. Sekolah gratis… sekolah gratis… itulah iming-iming yang diberikan pemerintah untuk masyarakat di negeri ini. Tapi, kita bisa lihat dan dengar sendiri keluhan-keluhan dari masyarakat itu seperti apa adanya.

Entah siapa yang harus dipersalahkan jika adanya kerusakan dalam pendidikan di Indonesia. Sistemnya kah atau orang-orang yang menjalaninya? Cukup mengenaskan masalah-masalah pendidikan yang terjadi di negara kita tercinta. Mulai dari siswanya maupun pejabat tinggi di suatu instansi pendidikan tersebut. Dari unsur yang paling rendah dulu, yaitu siswa atau mahasiswa. Apa yang telah diperbuat siswa/mahasiswa yang mencerminkan pendidikan di Indonesia jauh dari kata bagus. Sebut saja budaya “mencontek”, ya budaya ini sudah cukup membooming di Indonesia. Banyak siswa maupun mahasiswa yang sering melakukan perbuatan ini, dengan alasan agar mereka mendapatkan nilai atau IP bagus, bahkan tak jarang alasan supaya “lulus UN”. Dari hal itu saja sudah dapat menghancurkan dunia pendidikan. Nilai atau IP bagus bukan dari hasil pikiran sendiri melainkan melihat buku saat ujian, bahkan menyiapkan catatan kecil berupa terkaan apa soal yang akan keluar dalam ujian tersebut. Demi mendapatkan Ip bagus, demi Lulus Ujian Nasional, dll. Pemikiran anak-anak Indonesia sudah terkontaminasi. Ini kesalahan sistem dan dunia pekerjaan yang hanya melihat dari sisi ijasah.

Dari lain sisi, banyak pejabat-pejabat yang korupsi, menetapkan biaya pendidikan begitu besar. Lagi-lagi kita bertemu dengan masalah korupsi. Hal apapun dikorupsi. Itulah Indonesia. Korupsi dimana-mana. Dan yang tak habis pikir, duit rakyat buat pendidikan, buat fasilitas pendidikan malah dikorupsi. Entah dimana pikiran mereka. Selain itu, menetapkan biaya pendidikan yang cukup besar. Katanya mau negara Indonesia maju, seharusnya ya lihat kemampuan ekonomi bangsanya sendiri. Yang ada pendidikan hanya akan bisa dirasakan untuk orang-orang yang berduit saja, yang miskin mau dikemanakan?

Pendidikan yang murah, berkualitas, dan merakyat. Selamat Hari Pendidikan Nasional!!! Berantas komersialisasi pendidikan!!! Salam persma! Salam Budaya! Salam Solidaritas!

Rabu, 03 April 2013

Gaul yang Kebablasan

Ehem.. ehem..
Okey, kali ini agak serius ya, abis cape juga sih kalo curhat mulu isinya. Dan agak sedikt formal ya bahasanya, pake 'saya', biar kerenan dikit hehehe. Ini sekedar opini yang gue buat, entah gimana hasilnya menurut kalian, tapi menurut gue bagus, namanya juga opini, ya pendapat gue lah haha. Langsung yuk simak --->

Saya berpikir pada zaman sekarang ini, pergaulan bebas semakin marak digembor-gemborkan. Bahkan banyak masyarakat sudah tidak malu lagi ketika mereka melakukan hal tersebut. Bencananya, pelaku pergaulan bebas bukan hanya dari kalangan tua tetapi kalangan muda. Remaja sudah mendominasi pergaulan bebas yang marak ini. Sudah tidak heran lagi jika remaja sekarang berperilaku seperti orang dewasa.
Pergaulan bebas itu sendiri meliputi seks bebas, hamil diluar nikah, pernikahan dibawah umur, narkoba, yang lebih buruk lagi yaitu aborsi. Pelaku akibat pergaulan bebas tersebut kebanyakan merupakan kalangan remaja. Karena remaja sangat rentan dengan apa yang mereka dengar atau mereka lihat. Kalangan remaja merupakan kalangan yang sedang mencari jatidiri. Mereka berpikir bahwa perbuatan seperti itu tidak lah melanggar norma. Saat-saat mereka mencari sesuatu hal baru, yang datang pada diri mereka ialah hal-hal buruk yang biasanya berdatangan dari rekan mereka di sekolah, kampus, maupun tempat-tempat mereka nongkrong.
Pergaulan bebas yang terjadi saat ini bermula dari gaya pacaran yang saat ini remaja lakukan. Gaya pacaran yang terlalu menunjukkan kebersamaan dan kepemilikkan  satu sama lain. Seolah-olah seperti halnya suami istri. Justru itu yang mendorong terjadi seks bebas saat ini. pertama hanyalah sekadar pergi berdua bareng atau nonton bioskop. Hal tersebut lambat laun akan memacu kepada seks bebas. Melakukan hubungan seks layaknya suami istri. Sudah begitu, tidak sedikit yang akhirnya malah hamil akibat perbuatan tersebut. Tidak menerima apa yang telah dilakukannya akhirnya banyak pula yang terjerumus narkoba. Bagi yang menyadari tindakannya, mau tidak mau mereka melakukan pernikahan. Padahal usia mereka belum memnuhi syarat untuk melakukan sebuah pernikahn. Belum lagi yang depresi akibat perbuatannya tersebut, mereka mencari jalan keluar dengan melakukan aborsi. Bukankah ini perbuatan yang sangat keji? Sudah tahu akan menghasilkan sesuatu yang buruk tetapi malah tetep ngotot melakukan hal tersebut.
Media elektronik saat ini, yaitu televisi banyak menayangkan acara-acara yang menurut saya kurang mendidik bahkan tidak ada unsure positif dari acara tersebut. Secara tidak langsung, remaja juga meniru apa yang mereka lihat di televise tersebut dengan mengaplikasikannya di dunia nyata. Internet juga termasuk dari memacunya hubungan seks bebas saat ini. mudahnya internet menjadi salah satu cara remaja untuk mengakses video-video yang berkenaan dengan seks bebas.
Semua itu terjadi juga karena remaja sekarang kurang menanamkan nilai-nilai agama. Sudah terlalu jauh dengan agama masing-masing. Sudah begitu siapa yang patut dipersalalahkan? Diri sendiri, media, atau lingkungan sekitar? Untuk itu, ilmu agama perlu untuk mendasari ini semua. Bukan hanya ilmu agama, pengawasan orangtua juga sangat perlu. Dan saya pikir adanya penyuluhan tentang bahayanya seks bebas di kalangan remaja agar mereka mengerti bahaya seks bebas tersebut.
How about you?

Keluh Kesah Mereka..


Aku. Aku adalah aku. Seorang wanita yang terlalu baik. Atau terlalu baik? Entah.. aku merasa begitu sedih menjadi diriku sendiri. Setiap lawan jenis yang habis atau sedang dilanda masalah oleh pasangannya datang kepadaku. Datang untuk sekedar berteman dengannya. Awalnya aku merasa tak masalah. Aku merasa tak terganggu dengan orang semacam itu. Mana mungkin terganggu, toh aku tak mempunyai seseorang yang dapat melarangku ini itu. Bukan cuma satu, kurasa lebih..
Mereka jahat menurutku. Hanya butuh aku disaat mereka membutuhkan. Selebihnya? Aku tak mengerti. Ibaratnya ia hanya menjadikanku sebagai tempat singgah, tempat menumpahkan keluh kesah nya dimana saat ia lelah dengan keadaan nya saat itu, ia datang kepadaku. Datang tanpa dosa, yang ia pikirkan hanya saat sekarang, kedepannya ia tak memikirkannya. Setelah ia menemukan dunia barunya, menemukan seseorang yang sudah bisa membuatnya nyaman, ia berbaik arah dan meninggalkanku begitu saja. Dan aku.. malah jatuh hati kepadanya…. J

Kamis, 14 Maret 2013

Tuhanku.. apakah Tuhannya?


Ketika aku mulai mengagumi sesosok laki-laki yang ada dihadapanku. dia baik, sederhana, penuh senyum, tetapi ada satu hal yang kurang dari dirinya yang tidak bisa aku anggap sepele. perbedaan memang perlu di dunia ini untuk melengkapi satu sama lain, tapi apa perbedaan yang aku alami ini harus aku terima dengan lapang dada? sepertinya tidak mudah.

Aku mencintai Tuhanku, mencintai NYA dengan sepenuh hati. DIA yang telah memberikan nikmat yang begitu besar kepadaku, dan harus ku akui, salah satu nikmat itu adalah merasakan sesuatu perasaan terhadap seorang laki-laki tersebut. memang, aku belum sampai ketaraf mencintai laki-laki tersebut, tapi aku takut, aku takut seiring berjalannya waktu, rasa ini semakin hari semakin menambah takarannya.

KARENA..kita berbeda. Agama kita memang satu, tapi ideologi kita berbeda. Dimana, dia sudah tidak percaya lagi Tuhanku yang sesungguhnya itu adalah Tuhan dia juga. Entah apa yang telah meraungi pikirannya. Aku juga tak tahu pasti dari kapan dia seperti itu. Entahlah.. aku tak ingin mengganggu hak nya. Memang itu salah, tapi itu adalah haknya, meskipun aku mencoba menyadarkannya, tapi kurasa percuma.

Dia sudah terlalu yakin dengan apa yang dia percayai saat ini. Aku berfikir untuk berhenti mengaguminya, karena kurasa tak pantas mengagumi seseorang yang tidak mengagumi Tuhanku. Aku berhenti menyukainya, karena aku cinta Tuhanku.. aku menjaga jarak karena aku tak mau jauh dari Tuhanku.. Aku sangat mencintai Tuhanku..
Terima kasih...
 

Winda Khairiyah Template by Ipietoon Cute Blog Design and Bukit Gambang